Sunday, 20 June 2021

Lebih Bakir Pendekatan, Strategi, Model Dan Metode Pembelajaran Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Sd/Mi

Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...

Pembelajaran tematik terpadu perlu memperhatikan pendekatan, strategi, model dan metode pembelajaran. Pendekatan sanggup diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. 

Pendekatan yang berpusat pada pendidik menurunkan seni administrasi pembelajaran pribadi (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.

Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada penerima didik menurunkan seni administrasi pembelajaran discovery dan inkuiri serta seni administrasi pembelajaran induktif (Sanjaya, 2008:127). 

Strategi ialah suatu seni memakai kecakapan dan sumber daya untuk mencapai sasarannya melalui kekerabatan yang efektif dengan lingkungan dan kondisi yang paling menguntungkan.

Model pembelajaran ialah rencana (pola) yang sanggup dipakai untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran dan membimbing pengajaran. Sedangkan Metode merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan sanggup dijabarkan ke dalam banyak sekali metode. Metode ialah mekanisme pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.

Di dalam Kurikulum 2013 Pendekatan pembelajaran memakai pendekatan tematik terpadu dan pendekatan saintifik. Strategi pada pembelajaran tematik terpadu ialah pembelajaran penerima didik aktif. Model pembelajaran tematik terpadu memakai model jaring laba-laba. Metode berupa metode proyek yang pembelajarannya dilakukan di dalam atau di luar ruang kelas yang melibatkan penerima didik untuk melaksanakan kegiatan yang mengintegrasikan banyak sekali kompetensi dan mata pelajaran.

Kegiatan tersebut harus melibatkan banyak sekali keterampilan mirip keterampilan fisik, intelektual dan juga mata pelajaran dan kompetensinya yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Implementasi pembelajaran terpadu dilaksanakan dalam tahapan pembukaan, inti dan penutup. Pada kegiatan inti seluruh acara pembelajaran meliputi kegiatan mengamati, menanya, pengumpulan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.

Dalam kegiatan mengamati (observing) penerima didik menangkap fenomena dan/atau isu perihal benda, manusia, alam, kegiatan, dan gagasan melalui proses pengindraan seketika dan/atau pengindraan bertujuan. Misalnya: melihat, mendengar, menyimak, meraba, membaca, memanipulasi.

Kegiatan menanya mendorong Peserta didik mengajukan pertanyaan dari yang bersifat faktual hingga ke yang bersifat hipotesis, diawali dengan bimbingan guru hingga bersifat berdikari (menjadi suatu kebasaan) untuk menggali isu dan/atau makna sesuatu melalui proses bertanya dialektis (dialectical questioning) dengan mengajukan sejumlah pertanyaan pelacak (probing question), contohnya mengajukan pertanyaan: Apa, Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, Bagaimana, Berapa, dan seterusnya.

Kegiatan mengasosiasi/menalar menekankan acara berguru bagi Peserta didik untuk melaksanakan proses pemahaman (comprehension) untuk memperoleh/ mendapat makna/ pengertian perihal fakta, gejala, kegiatan, gagasan, nilai dll (acquiring and integrating knowledge) melalui kegiatan: membedakan, membandingkan, menganalisis data dalam bentuk menciptakan kategori, memilih kekerabatan data/ kategori,menyimpulkan dari hasil analisis data dll dimulai dari unstructured – unistructure – multi structure – complicated structure.

Kegiatan mengomunikasikan menekankan acara berguru Peserta didik untuk menyajikan gagasan, model/produk kreatif dan menawarkan penjelasan/mendemonstrasikan hasil pemecahan masalah, pengembangan, gagasan baru, kesimpulan dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar atau media lainnya di kelas/di luar kelas.

Dalam melaksanakan kegiatan dengan pendekatan saintifik tersebut, pendidik perlu menyiapkan banyak sekali kegiatan yang sesuai dengan karakteristik anak usia SD. Gambaran perkembangan anak usia SD untuk aspek fisik khususnya pada dimensi tinggi dan berat tubuh pada umumnya berdasarkan F.A.Hadis, pertumbuhan fisik anak usia SD cenderung lebih lambat dan konsisten bila dibandingkan dengan masa usia dini. Rata-rata anak usia SD mengalami penambahan berat tubuh sekitar 2,5 - 3,5 kg dan penambahan tinggi tubuh 5 – 7 cm per tahun.

Sedangkan untuk perkembangan kemampuan motorik pada umumnya:

1. Ketangkasan anak meningkat,
2. Dapat bermain sepeda,
3. Sudah mengetahui kanan dan kiri,
4. Mulai membaca dengan lancar
5. Peningkatan minat pada bidang spiritual.
6. Kecepatan dan kehalusan acara motorik meningkat
7. Mampu memakai peralatan rumah tangga

Perkembangan kognitif anak usia awal antara lain:

1. Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi diri sendiri
2. Mulai mengenal dunia yang lebih luas
3. Sedikit berimajinasi,
4. Rasa ingin tahu meningkat
5. Mampu menyesuaikan diri dengan beberapa kondisi yang dihadapi
6. Bermasalah dengan kondisi abstrak, angka-angka yang banyak, periode waktu dan ruang

Karakteristik yang dimiliki belum dewasa usia SD pada umumnya ialah :

1. Senang bergerak

Berbeda dengan orang berilmu balig cukup akal yang betah duduk berjam-jam, belum dewasa usia SD lebih senang bergerak. Anak-anak usia ini sanggup duduk dengan hening maksimal sekitar 30 menit.

2. Senang bermain

Dunia anak memang dunia bermain yang penuh kegembiraan, demikian juga dengan belum dewasa usia sekolah dasar, mereka masih sangat senang bermain. Apalagi belum dewasa SD kelas rendah.

3. Senang melaksanakan sesuatu secara langsung

Anak-anak usia SD akan lebih gampang memahami pelajaran yang diberikan guru jikalau ia sanggup mempraktikkan sendiri secara pribadi pelajaran tersebut.

4. Senang bekerja dalam kelompok

Pada usia SD, belum dewasa mulai intens bersosialisi. Pergaulan dengan kelompok sebaya, akan menciptakan anak usia SD bisa berguru banyak hal, contohnya setia kawan, bekerja sama, dan bersaing secara sehat. Berdasarkan karakteristik anak kelas awal tersebut, maka pendidik perlu menyiapkan banyak sekali aktivitas/ kegiatan yang cocok dan sesuai.

Berbagai kegiatan yang sanggup dilakukan sesuai dengan tahapan perkembangan anak kelas awal (kelas I-III) adalah:

a.   Anak mengenali sesuatu berdasarkan apa yang didengarnya alasannya ialah itu guru sanggup membacakan teks atau cerita.
b.   Anak usia 7 tahun ialah pendengar yang baik, sehingga guru memberi kesempatan kepada anak untuk mendengarkan.
c.   Anak usia 8 tahun “suka bekerjasama”, guru sanggup menawarkan kiprah untuk melaksanakan kegiatan berkelompok.
d.   Anak usia 9 tahun memiliki ciri “sedikit berimajinasi” oleh alasannya ialah itu dalam kegiatan mengamati, guru perlu mendorong anak untuk bisa berimajinasi.
e.   Guru memberi kesempatan dan menyiapkan kegiatan-kegiatan yang sanggup dilakukan anak di luar ruang bersama teman dan sendiri di dalam ruang.
f.    Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong anak untuk bergerak secara terarah untuk mengasah keterampilannya.
g.   Anak perlu diberi kesempatan mengasah keterampilan fisiknya sehingga sanggup menyebarkan kemampuan motorik kasarnya contohnya melalui banyak sekali kegiatan berjalan, berlari, melompat, melempar dan untuk motorik halusnya dengan memberi kesempatan anak untuk menulis, menggambar, menggunting.
h.   Guru memberi kesempatan anak untuk melaksanakan kegiatan sendiri secara aktif tanpa diberi contoh.
i.    Untuk anak usia 8 tahun guru sanggup menyiapkan banyak sekali kegiatan yang mendorong anak untuk berbicara secara aktif alasannya ialah mereka suka melebih-lebihkan dalam bicara.
j.    Memberi kesempatan kepada anak untuk menjadi pembicara contohnya memberikan hasil kegiatannya, memberi komentar terhadap sesuatu dan sebagainya.
k.   Memberi kesempatan anak untuk melaksanakan diskusi atau kegiatan tanya jawab berpasangan alasannya ialah pada umumnya mereka juga suka berdialog atau melaksanakan percakapan berpasangan.
l.    Guru menyiapkan kegiatan yang mendorong anak untuk berkata-kata yang sifatnya deskriptif contohnya menceritakan pengalaman yang dialaminya.
m.  Guru perlu menyiapkan kegiatan yang mendorong anak unuk berbicara secara aktif bahkan dikala bicara anak usia ini sanggup melebih-lebihkan dalam bicaranya dan perkembangan kosakatanya sangat cepat.
n.   Mendorong anak untuk melaporkan hasil kerjanya secara verbal alasannya ialah pada umumnya mereka ialah pembicara yang baik dam memiliki perkembangan kosakata yang cepat.
o.   Untuk anak kelas awal guru sanggup mendorong anak mengkomunikasikannya dalam banyak sekali bentuk gambar lengkap (misal gambar insan sudah sanggup lengkap), mewarnai gambar dengan warna natural/alami mirip warna aslinya.
p.   Guru perlu sering memperingatkan anak usia awal untuk lebih teliti dalam mengerjakan kiprah alasannya ialah pada umumnya mereka bergerak cepat dan bekerja dengan tergesa-gesa, alasannya ialah mereka penuh dengan energi.
q.   Guru perlu menyiapkan banyak sekali kegiatan yang dilakukan tidak hanya di dalam ruang tetapi juga di luar ruang alasannya ialah anak usia ini perlu pelepasan energi secara fisik (kegiatan di luar ruangan).
r.    Guru perlu mengatur kegiatan yang belum memerlukan konsentrasi yang usang alasannya ialah anak usia ini konsentrasinya masih terbatas.
s.   Guru perlu menyiapkan kegiatan yang menyenangkan alasannya ialah pada usia ini perkembangan sosialnya masih sangat baik dan penuh dengan humor.
t.    Guru perlu menyiapkan kegiatan yang memungkinkan anak untuk berhubungan khususnya dengan teman yang sejenis.
u.   Batasan atau hukum perlu ditata sedemikian rupa alasannya ialah anak masih bermasalah dengan hukum dan batasan-batasan.
v.   Guru perlu menyiapkan banyak sekali kegiatan yang menghasilkan sesuatu alasannya ialah pada usia ini mereka senang menghasilkan karya.
w.  Guru juga menyiapkan kegiatan-kegiatan yang berbentuk operasional konkret alasannya ialah pada masa ini mereka masih bermasalah dengan kondisi abstrak.
x.   Anak usia ini bukanlah pendengar yang baik alasannya ialah pada dikala mendengarkan ia akan dipenuhi pula dengan gagasan sehingga terkadang tidak ingat apa yang telah dikatakannya.
y.   Mendorong anak mengungkapkan secara deskriptif, contohnya menceritakan pengalaman yang dialaminya.
z.   Menyiapkan banyak sekali kegiatan yang sifatnya eksplorasi contohnya mencari fakta dalam kamus, menilik lingkungan, untuk sanggup mengenal dunia yang lebih luas bukan hanya yang bersahabat dengan dirinya.

No comments:

Post a Comment