Sunday, 6 June 2021

Lebih Berakal Wakil Presiden Ri : Jusuf Kalla - Peningkatan Kesejahteraan Guru Harus Diikuti Juga Dengan Peningkatan Kualitas Guru

Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...

Meningkatkan kesejahteraan guru memang penting. Namun yang dihentikan ditinggalkan yaitu kesejahteraan harus diikuti dengan kualitas guru. 

Seorang guru dihentikan berhenti berguru alasannya yaitu ilmu berkembang dengan sangat cepat mendahului zamannya. Selain harus mengajar dengan cara yang baik dan menyenangkan, guru juga harus menjadi pembelajar yang baik pula.

Demikian diungkapkan Wapres (Wapres) Jusuf Kalla dalam sambutan puncak peringatan Hari Guru Nasional 2014 yang diselenggarakan di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (27/11). 

Wapres menambahkan, apabila kesejahteraan naik, maka mutu guru juga harus ikut naik. “Tidak ada kesejahteraan di manapun diraih dengan cuma-cuma. Harus dengan perjuangan keras secara bersama-sama,” kata Wapres.

Setiap tahun pemerintah berusaha meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan di Indonesia. Mutu sangat tergantung pada tiga hal, yaitu bangunan fisik yang memadai, mutu guru yang baik, dan metode kurikulum yang tepat.

“Semuanya harus berjalan secara bersamaan semoga sanggup membangun pendidikan yang berkualitas. Guru yang baik tanpa sekolah yang baik, tentu sulit memperlihatkan pendidikan yang baik pula. Demikian pula jikalau bangunan sekolah sangat baik, tetapi gurunya tidak bermutu, tentu juga tidak sanggup membangun negara yang baik. Itulah impian kita semua. Kita harus membangun negara ini bersama-sama,” terperinci Wapres.

Dalam bidang pembangunan Indonesia, tidak ada sektor yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang harus mengalokasikan 20 persen anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) kecuali bidang pendidikan. “Kesehatan tidak, pertahanan tidak, pertanian tidak. Padahal semuanya penting. Undang-undang kita mengharuskan anggarana pendidikan terus naik. Biaya pegawai boleh turun, tetapi pendidikan harus naik. Itulah hal fundamental bagaimana negara melihat ini dalam kerangka kemajuan bersama,” terperinci Wapres.

Lebih lanjut Wapres mengingatkan, semoga guru sanggup lebih berperan dalam meningkatkan kemajuan bangsa ini, maka ia harus menjadi guru yang berguru terus menerus. Misalnya dengan rajin mengikuti penataran dan banyak membaca dari banyak sekali sumber. Menurut Wapres, banyak halangan menghadang, tetapi jikalau seluruh komponen bangsa mempunyai semangat yang sama, halangan itu sanggup diatasi.

Jangan melihat bangsa ini dari sisi kesulitannya, tetapi dari sisi kelebihannya. Kita jangan melihat masih banyak di antara kita yang hidup sederhana. Kita harus melihat bahwa mempunyai hidup yang baik itu tergantung upaya kita sendiri memajukan bidang kita masing-masing. Terima kasih atas jasa guru. Pahlawan kita semua untuk menyebabkan bangsa ini lebih besar dan lebih maju lagi,” kata Wapres.

Di final sambutannya, Wapres memberikan pantun perihal guru. Ada dua pantun yang dibacakan Wapres dan eksklusif menerima tepuk tangan meriah dari sekitar 8.000 guru yang hadir dalam program tersebut. “Ke hulu menciptakan pagar, jangan terpotong batang durian. Cari guru daerah belajar, supaya jangan sesal kemudian,” tutur Wapres membacakan pantun yang telah disiapkannya.

“Ada satu lagi. Anak ayam turun sembilan, mati satu tinggal delapan. Untuk maju, ilmu jangan ketinggalan, pada guru kita gantungkan harapan,” kata Wapres melanjutkan pantun keduanya.

Sebelumnya, Wapres yang didampingi istri, Mufidah Jusuf Kalla, menyematkan tanda jasa Satyalancana Pendidikan bagi pendidik dan tenaga pendidik (PTK) yang berprestasi dan berdedikasi luar biasa dalam melakukan kiprah profesionalnya. Sebanyak 24 PTK mendapatkan penghargaan ini. Mereka terdiri atas 11 orang guru, 8 orang kepala sekolah/madrasah, dan 5 orang pengawas sekolah/madrasah. Penganugerahan Tanda Kehormatan Republik Indonesia ini ditetapkan dalam surat keputusan presiden. (Ratih Anbarini) – Kemdikbud RI

No comments:

Post a Comment