Sunday 11 August 2019

Jadi Cendekia Prinsip-Prinsip Penyusunan Ktsp Paud Tk Dan Ra


Prinsip-Prinsip Penyusunan KTSP PAUD Taman Kanak-kanak dan RA. Agar pengembangan kurikulum terfokus, sempurna sasaran dan terkendali, maka para pengembang KTSP PAUD hendaklah memegang dan menjunjung tinggi prinsip yang seharusnya dijalankan.

Prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan KTSP PAUD adalah:

Pembentukan sikap spiritual dan sosial anak


Kurikulum PAUD dirancang untuk membangun sikap spiritual dan sosial bermakna bukan hanya sekedar untuk sanggup menjawab tes-tes, ujian, kuis, atau pengetahuan jangka pendek lainnya. Sikap spiritual dan sosial dimaksud yaitu sikap yang mencerminkan sikap beragama, hidup sehat, rasa ingin tahu, berpikir dan bersikap kreatif, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, bisa bekerja sama, bisa menyesuaikan diri, santun dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru di lingkungan rumah, kawasan bermain, dan satuan PAUD.

Mempertimbangkan tahapan tumbuh kembang anak, potensi, minat, dan karakteristik anak


Kurikulum menempatkan anak sebagai sentra tujuan. Kurikulum yang disusun memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan tingkat usia anak (age appropriateness), dan selaras dengan potensi, minat, dan karakteristik anak sebagai kekhasan perkembangan individu anak (individual appropriateness).

Holistik-Integratif


Komponen kurikulum yang disusun meliputi keseluruhan ranah perkembangan (holistik) dalam Kompetensi Dasar yang dimuat dalam Panduan Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Integratif dimaksudkan yaitu segala upaya yang dilakukan dengan memakai langkah terpadu, baik pada upaya pemenuhan layanan pedagogis, layanan kesehatan, layanan gizi maupun layanan perlindungan. Layanan pedagogis berfokus pada stimulasi perkembangan anak terutama pada stimulasi perkembangan mental-intelektual dan social-emosional, layanan kesehatan dan gizi terutama ditujukan untuk membantu pertumbuhan anak, sedangkan layanan proteksi ditujukan semoga tumbuh-kembang lebih optimal yaitu dengan cara proteksi kondisi dan lingkungan nyaman (savety) dan kondusif (security), yaitu yang bebas dari kecemasan, tekanan dan rasa takut.

Dilaksanakan dengan cara berguru melalui bermain


Kurikulum disusun untuk membuka kesempatan berguru anak membangun pengalamannya dalam proses transmisi, transaksi, dan transformasi keterampilan, nilai-nilai, dan karakterdi bawah bimbingan pendidik. Proses penerapan Kurikulum bersifat aktif dimana anak terlibat pribadi dalam kegiatan bermain yang menyenangkan, memakai ide-ide gres yang diperoleh dari pengalaman untuk berguru pengambilan keputusan dan pemecahan dilema sederhana.

Mempertimbangkan kebutuhan anak termasuk anak berkebutuhan khusus


Kurikulum PAUD bersifat inklusif dengan mengakomodir kebutuhan dan perbedaan anak baik dari aspek jenis kelamin, sosial, budaya, agama, fisik, maupun psikhis. Sehingga semua anak terfasilitasi sesuai dengan potensi masing-masing tanpa ada diskriminasi aspek apapun.

Berkesinambungan perkembangan anak dari usia lahir sampai 6 tahun


Kurikulum disusun dengan memperhatikan kesinambungan secara vertikal (antara tujuan pendidikan nasional, tujuan lembaga, tujuan pembelajaran, metode pembelajaran), dan kesinambungan horizontal (antara tahap perkembangan anak: dari bayi, batita, balita, dan prasekolah merupakan rangkaian yang saling berkesinambungan).

Memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni


Penyusunan kurikulum mengadopsi dan memanfaatkan perkembangan keilmuan dan teknologi untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sepanjang sesuai dengan tahapan perkembangan anak, nilai moral, aksara yang ingin dibangun, dan seni budaya Indonesia.

Memperhatikan sosial budaya


Kurikulum disusun dengan memasukkan lingkungan fisik dan budaya ke dalam proses pembelajaran untuk membangun kesesuaian antara pengalaman yang sudah dimiliki anak dengan pengalaman gres untuk membentuk konsep gres wacana lingkungan dan norma-norma komunitas di dalamnya. Lingkungan sosial dan budaya berperan tidak sebagai obyek dalam kurikulum tetapi sebagai sumber pembelajaran bagi anak usia dini.

Referensi: Pendma Kemenag Pamekasan | IGRA

No comments:

Post a Comment