Monday 25 October 2021

Pasti Bisa Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Dalam Pembelajaran

Integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran – Seperti pernah disinggung dalam artikel terdahulu, ada 3 muatan penting yang hendak diintegrasikan ke dalam pembelajaran pada Kurikulum 2013. Pendidikan karakter, literasi dan HOTS. Dan artikel ini ialah bab terakhir berkaitan dengan ketiga muatan tersebut.

Integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pembelajaran PASTI BISA Integrasi Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dalam Pembelajaran
Ilustrasi integrasi kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pemeblajatran (pixabay.com)

Menurut irit penulis, guru tidak perlu lagi grogi dengan istilah atau kosa kata yang dipakai dalam pembelajaran, termasuk dalam Kurikulum 2013. Misalnya, kemampaun berpikir tingkat tinggi yang berasal dari bahasa Inggris, Higher Order Thinking Skill (HOTS).

Pada hakikatnya, pengintegrasian HOTS kedalam pembelajaran sama prinsipnya dengan pengintegrasian pendidikan karakter dan literasi. Sama-sama tidak menambah atau menyisip bahan gres ke dalam bahan pembelajaran.
Perbedaan fundamental ialah bahwa integrasi HOTS pada bahan pelajaran tertentu yang menghendaki kemampuan berpikir tinggi tinggi. Artinya, tidak semua bahan pelajaran yang sanggup diintegrasikan dengan muatan HOTS.

Sementara itu muatan karakter positif dan literasi sanggup diintegrasikan dalam setiap pembelajaran. Karakter positif perlu dikembangkan selama pembelajaran berlangsung, begitu pula budaya membaca dan menulis.
Dari banyak sekali sumber yang dibaca, ada 5 macam kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu logis, kritis, reflektif, metakognitif dan berpikir kreatif. Kelima macam kemampuan berpikir ini perlu diintegrasikan ke dalam pembelajaran sesuai Kurikulum 2013.
Mari kita bersama mengingat kembali Taksonomi Bloom. Semua guru sudah mempunyai pengetahuan dan wawasan ihwal matra kognitif, afektif dan psikomotorik. Khusus kawawan kognitif (aspek pengetahuan) relevan dengan pembahasan kita ini.

#Taksonomi Bloom aspek kognitif

Rekan guru niscaya sudah mengetahui bahwa ranah kognitif ialah kemampuan (kompetensi) untuk memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan penalaran. Pada hakikatnya ranah kognitif merupakan kemampuan untuk menyatakan kembali konsep dan prinsip yang sudah dipelajari.

Berdasarkan kemampuan berpikir kognitif tersebut, ada 6 tingkat kemampuan berpikir yang dimulai dari kemampuan berpikir  tingkat rendah hingga tingkat tinggi. Setiap jenjang kemampuan ditandai dengan karakter C (cognitif).

Sebagai contoh, C1 (Pengetahuan) ialah identitas untuk kemampuan mengingat istilah, fakta, konsep, konvensi, katagori, fenomena, klasifikasi, dll.  Materi pelajaran bersifat hafalan yang mesti diingat kembali oleh siswa.

Kata kerja operasional yang sering dipakai pada jenjang C1 antara lain: menyebutkan, menjelaskan, menggambarkan, mengidentifikasi (mengenal), dll.  Nah, selanjutnya eksklusif menuju jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi berdasarkan Taksonomi Bloom dalam ranah kognitif.

C6 (evaluasi) ialah kemampuan menilai sesuatu untuk tujuan tertentu berdasar kriteria yang ada. Penilaian dilakukan terhadap ide, gagasan, kreasi, metode dan cara. Kemampuan penilaian mengantarkan siswa untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan penerapan serta cara gres melalui sintesa dan analisa.

Membandingkan, menyimpulkan, menilai, memperkirakan, memprediksi, memperjelas, mengukur, menspesifikasi, mendisain dan merangkum ialah beberapa kata kerja operasional yang lazim dipakai pada jenjang berpikir tingkat tinggi.

#Berpikir tingkat tinggi

Integrasi taktik HOTS merupakan keahlian dalam berpikir tingkat tinggi. Keahlian berpikir tingkat tinggi ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitif dan kreatif.

Kemampuan berpikir HOTS bekerjsama identik dengan kemampuan atau jenjang berpikir analisis dan penilaian sebagaimana kemampuan berpikir pada ranah kognitif C6.

Kemampuan analisis dan penilaian ditandai dengan kemampuan menspesifikasi hal-hal yang umum dalam aspek tertentu berdasarkan fakta atau konsep yang ada kemudian mengambil kesimpulan. Ini memerlukan kemampuan berpikir kritis, logis reflektif dan kreatif.

Khusus kemampuan metakognitif, kemampuan ini ditandai dengan kemampuan memperkirakan, memprediksi dan mendisain fakta dan fenomena alam dan sosial dengan banyak sekali metode yang bersifat ilmiah.

#HOTS dalam pembelajaran

Langkah utama guru dalam mengintegrasikan HOTS ialah menyusun Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP) berdasar kurikulum  2013. RPP menjadi panduan ilmiah bagi guru dalam melakukan pembelajaran. Oleh alasannya itu integrasi HOTS harus tergambar pada RPP.

HOTS sesungguhnya sudah tergambar dalam kompetensi inti dan kompetensi setiap mata pelajaran. Misalnya, kompetensi inti dan kompetensi dasar jenjang SMP/MTs kelas IX.

1.Kompetensi Inti (KI)
Pada setiap mata pelajaran di SMP/MTs, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada KI 3 antara lain memahami pengetahuan  yang bersifat faktual, konseptual dan prosedural  berdasar rasa ingin tahu siswa ihwal ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait dengan fenomena dan tragedi yang nampak nyata.

2.Kompetensi Dasar (KD)
Kompetensi Dasar SMP/MTs dalam Kurikulum 2013, jenjang kemampuan berpikir tingkat tinggi terdapat pada butir tertentu. Artinya tidak semua KD harus mengintegrasikan kemampuan berpikir tingkat tinggi melainkan sesuai dengan sifat dan karaketr konsep bahan pelajaran yang akan dipelajari.

3.Kegiatan pembelajaran
HOTS terintegrasi dalam acara pembelajaran baik pada bab pendahuluan maupun acara inti. Agar tidak menambah atau menyisip bahan yang sudah ada maka HOTS diintegrasikan pada bahan pelajaran yang bersifat aneh dan memerlukan kemampuan berpikir tingkat tinggi saja. Materi membutuhkan kemampuan berpikir kritis, logis, metakognitif, reflektif dan kreatif.
Demikianlah pembahasan ihwal integrasi HOT dalam pembelajaran Kurikulum 2013. Semoga bermanfaat bagi pengunjung khususnya rekan guru dimana saja berada.

No comments:

Post a Comment