Wednesday, 20 October 2021

Lebih Cerdik Klarifikasi & Ruang Lingkup Bahan Mata Pelajaran Prakarya Smp / Mts Pada Implementasi Kurikulum 2013

Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...

Dalam kesempatan yang baik ini, saya akan bagikan informasi mengenai implementasi Kurikulum 2013 khususnya wacana materi klarifikasi & ruang lingkup materi mata pelajaran Prakarya Sekolah Menengah Pertama / MTs pada implementasi Kurikulum 2013 selengkapnya sebagai berikut:

Pengertian

Mata Pelajaran Prakarya sanggup digolongkan ke dalam pengetahuan ­transcience-knowledge, yaitu berbagi pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan pandangan gres dan gagasan biar menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan maupun kearifan lokal, hasil yang ergonomis serta aplikatif dan ekosistem dalam memanfaatkan lingkungan sekitar.

Rasional

Dalam kehidupan dan berkehidupan, insan membutuhkan keterampilan tangan untuk memenuhi standar minimal dan kehidupan sehari-hari sebagai kecakapan hidup. Keterampilan harus menghasilkan karya yang menyenangkan bagi dirinya maupun orang lain serta memiliki nilai kemanfaatan yang sesungguhnya, untuk itu training berkarya dengan menyenagkan harus dimulai dengan memahami estetika (keindahan) sebagai dasar penciptaan karya selanjutnya.

Dalam rangkaian menemukan karya yang bermanfaat dilatihkan mencipta, memproduksi dan memelihara yang ada kemudian memperoleh nilai kebaruan (novelty) sehingga bermanfaat untuk kehidupan selanujutnya.

Prinsip mencipta, yaitu memproduksi dan mereproduksi diperlukan meningkatkan nilai sensibilitas terhadap kemajuan jaman sekaligus mengapresiasi teknologi kearifan lokal yang telah mampun mengantarkan insan Iondonesia mengalami kejayaan pada masa lalu. Oleh karenanya, pembelajaran Prakarya di tingkat sekolah lanjutan pertama didahului dengan wawsan keteknologian hasil kearfian lokal menuju teknologi terbarukan.

Pelatihan dimulai dengan memahami fakta, prosedur, konsep maupun dalil yang ada melalui studi perorangan, kelompok maupun projektif biar memberi dampak kepada pendidikan huruf yang berupa kecerdasan kolektif. Hasil pembelajaran melalui eksplorasi alami maupun artifisial ini akan memanfaatkan sebagai media sekaligus materi pelajaran, sehingga menurut nilai ekosistem dan keberlajutan materialnya.

Dalam denah di bawah ini ditunjukkan keterkaitan teknologi, seni dan irit :


Model Alur Pengembangan Teknologi dan Seni

Tujuan

1. Memfasilitasi pesertadidik bisa berekspresi kreatif melalui keterampilan teknik berkarya berbasis teknologi sempurna guna dan seni, baik tradisional maupun modern, serta alami mauypun artifisal.

2.   Melatih keterampilan mencipta karya berbasis estetis, ergonomis, ekosistem dan teknologis melalui pembelajaran kemampuan mencipta, merekonstruksi dan menyajikan secara oral dan produk karya seni yang teknologis dan ataupun teknologi yang berbasis seni (ergonomis).

3.   Membina pesertadidik yang kritis terhadap kemajuan seni dan teknologis serta bisa memanfaatkan karya kearifan lokal sebagai dasar pengembangan pribadi yang berkarakter Indonesia, cerdas dan humanis.

4. Melatih memanfaatkan media dan materi berkarya seni dan teknologi melalui prinsip ergonomis, hygienis, tepat-cekat-cepat, ekosistemik dan metakognitif.

5.   Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap dimanfaatkan dalam kehidupan, maupun berisfat wawasan dan landasan pengembangan apropriatif terhadap teknologi terbarukan dan teknologi kearifan lokal yang mendasarkan p[ada pemikiran efisiensi berupa ekosistem, dan marketable berupa keindahan dan mass pruction.


Tujuan Formal Pendidikan Prakarya di SMP

Ruang lingkup materi

Lingkup materi pelajaran Prakarya di Sekolah Menengah Pertama sederajat diadaptasi dengan potensi sekolah, tempat setempat, alasannya yaitu sifat mata pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di tempat tersebut. Oleh hasilnya bisa merupakan pilihan alternatif, dengan minimal 2 materi atau materi didik yang disediakan. Namun demikian sedapat mungkin dilanksanakan menurut kebutuhan utama tempat tersebut, biar membekali secara keteknikan maupun wawasan pandangan gres yang berasal dari teknologi kearifan lokal.

1. Kerajinan Tangan

Kerajinan tangan dikaitkan dengan nilai pendidikan diujudkan dalam mekanisme pembuatan.
Prosedur memproduksi dilalui dengan banyak sekali tahapan dan beberapa langkah yang dilakukan oleh beberapa orang. Kinerja ini menumbuhkan wawasan, toleransi sosial serta social corporateness memulai pemahaman karya orang lain.

Pembuat pola menggambarkan di atas dikerjakan oleh perancang gambar dilanjutkan dengan pewarnaan sesuai dengan warna lokal (kearifan lokal) merupakan proses berangkai dan membutuhkan kesabaran dan ketelitian serta penuh toleransi. Jika salah seorang membuat kesalahan maka hasil final tidak akan ibarat yang diperlukan oleh pembuat pola dan motif hiasnya. Prosesdur semacam ini menunjukkan nilai edukatif kalau dilaksanakan di sekolah.

2. Rekayasa

Rekayasa yang diartikan perjuangan memecahkan permasalahan kehidupan sehari-hari dengan berpikir rasional dan kritis sehingga menemukan kerangka kerja yang efektif dan efisien. Pengertian teknologi erat sekali dengan pembelajaran mandiri, ibarat menggoreng daging dengan lemaknya sendiri.

Oleh karenanya, konsep teknologi untuk berbagi diri dengan kemampuan yang diperoleh dari berguru tersebut. Kata ‘rekayasa’ merupakan terjemahan bebas dari kata engineering yaitu perancangan dan rekonstruksi benda atau pun produk untuk memungkinkan inovasi produk gres yang lebih berperan dan kegunaan.

3. Budidaya

Budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda ataupun makhluk biar lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Kinerja ini membutuhkan perasaan seolah dirinya (pembudidaya) hidup, tumbuh dan berkembang.

Prinsip pembinaan rasa dalam kinerja budidaya ini akan menunjukkan hidup pada flora atau hewan, namun dalam bekerja dibutuhkan system yang berjalan rutinitas, ibarat kebiasaan hidup orang: makan, minum dan bergerak. Maka seorang pembudidaya harus memahami kartakter flora atau binatang yang di’budidaya’kan. Konsep cultivation tampak pada penyatuan diri dengan alam dan pemahaman flora atau binatang. Pemikiran echosystem menjadi langkah yang selalu dipikirkan keseimbangan hidupnya.

Manfaat edukatif budidaya ini yaitu pembinaan perasaan, pembinaan kemampuan memahami pertumbuhan dan menyatukan dengan alam (echosystem) menjadi anak dan tenaga kerja yang berpikir sistematis namun manusiawi dan kesabaran. Hasil budidaya tidak akan sanggup dipetik dalam waktu singkat melainkan membutuhkan waktu dan harus diawasi dengan penuh kesabaran. Bahan dan perlengkapan teknologi budidaya gotong royong sanggup diangkat dari kehidupan sehari-hari yang variatif, alasannya yaitu masing-masing tempat memiliki potensi kearifan yang berbeda.

4. Pengolahan

Pengolahan artinya membuat, membuat materi dasar menjadi benda produk jadi biar sanggup dimanfaatkan secara maslahat. Pada prinsipnya kerja pengolahan yaitu mengubah benda mentah menjadi produk matang dengan mencampur, memodifikasi materi tersebut. Oleh hasilnya kerja pengolahan memakai desain system, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran sesuai dengan rancangan yang dibuat.

Sebagai contoh: membuat masakan atau memasak makanan; kinerja ini membutuhkan desain secara sempurna akan tetapi juga membutuhkan perasaan terutama rasa pengecap dan bau-bauan biar sedap. Kerja ini akan melatih rasa, dan kesabaran maupun berpikirapraktis serta tepat. Kognisi untuk menghafalkan rasa bumbu, serta racikan yang akan membutuhkan ketelitian dan kesabaran.

Manfaat pendidikan teknologi pengolahan bagi pengembangan kepribadian akseptor didik adalah: training rasa yang sanggup dikorelasikan dalam kehidupan sehari-hari. Demikian pula training sistematis dan kesabaran memasak membutuhkan perasaan yang dipadu dengan pikiran serta keterampilan.

Skema Ruang Lingkup Mata Pelajaran Prakarya di Sekolah Menengah Pertama sederajat


Prinsip-prinsip Belajar, Pembelajaran dan Asesmen

Prinsip Belajar Prakarya yaitu menyenangkan, rekreatif, ekspresif, keterjualan serta bertanggungjawab terhadap ciptaannya menurut budi matematis maupun pengetahuan estetis. Secara garis besar sanggup dilakukan melalui:

-      Mengamati lingkungan sekitar baik fisik maupun sosial yang menjadi materi eksplorasi, ekspreimentasi dan eksperiensi, melalui acara melihat, membaca, mendengar, mencermatinya dan meneliti banyak sekali objek alami maupun artifisial dengan metoda dan seni administrasi kunjungan lapangan, kajian pustaka, dan benda artifisial berteknologi tradisional maupun modern;

-   Mendorong keingintahuan siswa sehabis melaksanakan pengamatan banyak sekali tanda-tanda alami, artifisial maupun sosial dengan merumuskan pertanyaan menurut kaitan, imbas dan kecenderungannya; 

-        Mengumpulkan data dan membuat karya dengan merumuskan daftar pertanyaan menurut hasil identifikasi, memilih indikator, melaksanakan wawancara dan atau mengeksplorasi alam dan tanda-tanda sosial sebagai inspriasi membuat karya;

-        Melakukan analisis dan merekonstruksi hasil ciptaannya berupa fakta, konsep, mekanisme dan dalil yang bersifat tradisional berbasis kearifan lokal, maupun modern yang bermanfaat bagi kehidupan dan berkehidupan.

-      Menampilkan kembali hasil ciptaannya secara oral dan karya secara protofolio menurut hasil olahan secara pribadi, kelompok mapun projektif sehingga menjadi keterampilan hidup.

-        Merekonstruksi karya Seni Budaya dan Prakarya secara teknologi, seni yang sanggup dimanfaatkan untuk mengapresiasi karya teknologi dan seni terbarukan.

Penilaian karya Seni Budaya dan Prakarya melalui: produk dan proses, memakai tes yang disiapkan menurut standar penciptaan maupun nontes melalui asesmen proses sebagai authentic-asessment

1. Tujuan Penilaian

Tujuan penilaian yaitu untuk mengetahui tingkat wawsan serta produksi dan kreasi Seni Budaya dan Prakarya bagi akseptor didik telah menguasai kompetensi dasar tertentu. Selain itu, penilaian juga bertujuan:

a.   mengetahui tingkat pencapaian hasil berguru akseptor didik;

b.   mengukur perkembangan kompetensi akseptor didik; mendiagnosis kesulitan berguru akseptor didik;

c.   mengetahui hasil pembelajaran; mengetahui pencapaian kurikulum;

d.   mendorong akseptor didik berguru dan berbagi diri;

e.   sebagai umpan balik bagi guru untuk memperbaiki proses pembelajaran

2.  Bentuk Instrumen Penilaian (Mengacu standar penilaian)

Pembelajaran Pendidikan Keterampilan Seni Budaya dan Prakarya sanggup memanfaatkan banyak sekali bentuk instrumen penilaian yang diadaptasi dengan metode, seni administrasi pembelajaran dan ketercapaian kompetensi yang menjadi tujuan proses berguru mengajar.

Bentuk instrumen tersebut sanggup berupa:

a.   Pertanyaan lisan, yang berfungsi sebagai penilaian formatif selama pembelajaran berlangsung

b.   Pertanyaan tertulis, sanggup berbentuk:

1.   Pilihan Ganda, digunakan untuk mengetahui penguasaan kompetensi pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan sanggup lebih dikembangkan pada tingkat aplikasi (terapan) dan evaluasi.

2.  Uraian Objektif, digunakan untuk mengetahui perolehan kesimpulan, tafsiran dari akseptor didik. Untuk itu, pendekatan pembelajaran harus bermakna.

3. Uraian bebas, digunakan untuk mengukur kemampuan akseptor didik pada ranah kognitif terkait dengan pengembangan keterampilan Seni Budaya dan Prakarya.

4.  Portofolio, merupakan kumpulan hasil karya, tugas, pekerjaan siswa disusun menurut urutan kategori kegiatan: berkarya atau dan tugas yang memberi citra perkembangan kompetensi pesertadidik, sekaligus digunakan sebagai materi penilaian proses.

5. Unjuk kerja (UK) digunakan untuk mengetahui tingkat kompetensi akseptor didik dalam praktik. Penilaian UK berhubungan dengan sikap, susila dan estetika sebagai dampak proses pembelajaran keterampilan Seni Budaya dan Prakarya. Sebagai kelengkapan pengembangan penilaian otentik sanggup melihat denah di atas.

Bentuk instrumen nontes tersebut sanggup berupa:

1.  Pengamatan pribadi saat pesertadidik berkarya, dengan mencata sikap menurut minat, keingintahuan, serta kemampuan memecahkan persoalan secara pribadi maupun kelompok.

2. Pencatatan kemajuan kinerja pesertadidik melalui kemampuan mengatasi maslaah, serta memfinishing karya yang sanggup disajikan secara terbuka, tertulis, maupun bentuk benda.

3. Unsur yang dinilai: estetik, ergonomis, kreatif, hygienis, ketepatan, kecepatan dan kecakapan menurut jenis dan materi pelajarannya.

No comments:

Post a Comment