Monday 25 March 2019

Jadi Terpelajar Karakteristik Dan Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini


Perkembangan dan pertumbuhan merupakan satu proses dalam kehidupan insan yang berlangsung secara terus-menerus semenjak masa konsepsi hingga selesai hayat. Perkembangan juga diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh seorang individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik itu menyangkut aspek fisik maupun psikis.

Sistematis, berarti perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling menghipnotis antara bagian-bagian organisme. Progresif, berarti perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan mendalam (meluas) baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Berkesinambungan, berarti perubahan pada serpihan atau fungsi organisme itu berlangsung secara sedikit demi sedikit dan berurutan.

Perkembangan mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut:

  1. Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.
  2. Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.
  3. Perkembangan mengikuti contoh atau arah tertentu.
  4. Perkembangan terjadi pada daerah yang berlainan.
  5. Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.
  6. Setiap individu yang normal akan mengalami tahapan/fase perkembangan.

Fase perkembangan sanggup diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laris tertentu. Para hebat mengemukakan pendapat yang berbeda wacana pembabakan atau periodisasi perkembangan ini. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besar sanggup digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis, dan psikologis.

Karakteristik Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak


Perkembangan anak usia Taman Kanak-kanak yang terentang antara usia empat hingga dengan enam tahun merupakan serpihan dari perkembangan insan secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini meliputi perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional, serta bahasa.

Ketika anak mencapai tahapan usia Taman Kanak-kanak (3 hingga 6 tahun), terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi. Perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan, serta keterampilan yang mereka miliki.

Dilihat dari tahapan berdasarkan Piaget, anak usia Taman Kanak-kanak berada pada tahapan praoperasional, yaitu tahapan di mana anak belum menguasai operasi mental secara logis. Periode ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan memakai sesuatu untuk mewakili sesuatu yang lain dengan memakai simbol-simbol. Melalui kemampuan tersebut anak bisa berimajinasi atau berfantasi wacana banyak sekali hal.

Perkembangan emosi bekerjasama dengan seluruh aspek perkembangan anak. Pada tahap ini emosi anak usia prasekolah lebih rinci atau terdiferensiasi, anak cenderung mengekspresikan emosi dengan bebas dan terbuka. Sikap murka sering mereka perlihatkan dan sering berebut perhatian guru.

Perkembangan sosial ialah perkembangan sikap anak dalam beradaptasi dengan aturan-aturan masyarakat dimana anak itu berada. Perkembangan sosial anak merupakan hasil belajar, bukan hanya sekedar hasil dari kematangan. Perkembangan sosial diperoleh anak melalui kematangan dan kesempatan mencar ilmu dari banyak sekali respons terhadap dirinya. Bagi anak prasekolah, kegiatan bermain mengakibatkan fungsi sosial anak semakin berkembang.

Anak prasekolah biasanya telah bisa membuatkan keterampilan bicara melalui percakapan yang sanggup memikat orang lain. Mereka sanggup memakai bahasa dengan banyak sekali cara menyerupai bertanya, berdialog, dan menyanyi. Sejak usia dua tahun anak sangat berminat untuk menyebut nama benda. Minat tersebut terus berlangsung sehingga sanggup menambah perbendaharaan kata.

Prinsip-prinsip Perkembangan Anak


Penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak-kanak menuntut pendidik yang mempunyai kemampuan profesional, sosial dan pribadi yang baik. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pendidik atau guru Taman Kanak-kanak ialah memahami perkembangan anak. Pemahaman wacana karakteristik perkembangan anak menunjukkan bantuan terhadap pendidik untuk merancang kegiatan, menata lingkungan belajar, mengimplementasikan pembelajaran serta mengevaluasi perkembangan dan mencar ilmu anak.

Prinsip-prinsip perkembangan anak meliputi: (1) anak berkembang secara holistik, (2) perkembangan terjadi dalam urutan yang teratur, (3) perkembangan anak berlangsung pada tingkat yang bermacam-macam di dalam dan di antara anak, (4) perkembangan gres didasarkan pada perkembangan sebelumnya, (5) perkembangan mempunyai imbas yang bersifat kumulatif.

Prinsip-prinsip perkembangan anak tersebut menunjukkan implikasi bagi pendidik dalam menentukan tujuan, menentukan materi ajar, menentukan strategi, menentukan dan memakai media, serta mengevaluasi perkembangan dan mendukung mencar ilmu anak secara optimal.

Dasar Pemikiran dan Pengertian Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan. Ada beberapa hal yang mendasari munculnya praktik pembelajaran yang berorientasi perkembangan, antara lain meningkatnya praktik pembelajaran yang bersifat formal di lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, kuatnya tuntutan dan tekanan orang renta dan masyarakat terhadap pengajaran yang lebih bersifat akademik, kesalahpahaman masyarakat wacana konsep pendidikan anak usia dini.
Pembelajaran yang berorientasi perkembangan mengacu pada tiga hal penting, yaitu (1) berorientasi pada usia, (2) berorientasi pada anak secara individual, dan (3) berorientasi pada konteks sosial budaya anak.

Praktek pembelajaran yang berorientasi perkembangan menekankan pada hal-hal sebagai berikut:

  1. anak secara holistik
  2. program pendidikan yang bersifat individual,
  3. pentingnya kegiatan yang diprakarsai anak,
  4. leksibel, lingkungan kelas menstimulasi anak,
  5. pentingnya bermain sebagai wahana belajar,
  6. kurikulum terpadu,
  7. belajar melalui bekerja,
  8.  memberikan pilihan kepada anak wacana apa dan bagaimana caranya belajar,
  9. penilaian bersifat kontinu, dan
  10. bermitra dengan orang renta untuk mendukung perkembangan dan mencar ilmu anak.

Pembelajaran yang Berorientasi Perkembangan Untuk Anak Usia Taman Kanak-kanak Prinisp-prinsip pembelajaran yang berorientasi perkembangan sanggup diidentifikasi dari beberapa dimensi, sebagai berikut.

  1. Menciptakan iklim yang positif dan aman untuk belajar.
  2. Membantu keeratan kelompok dan memenuhi kebutuhan individu.
  3. Lingkungan dan aktivitas hendaknya memberi kesempatan kepada anak untuk berpartisipasi aktif, mengambil inisiatif, melaksanakan eksplorasi terhadap objek dan lingkungannya.
  4. Pengalaman mencar ilmu hendaknya dirancang secara nyata dan memberi kesempatan kepada anak untuk menentukan kegiatannya sendiri.
  5. Mendorong bawah umur untuk membuatkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa secara menyeluruh yang meliputi kemampuan berbicara, mendengarkan, membaca dan menulis dini.
  6. Strategi pembelajaran dirancang biar anak sanggup berinteraksi dengan anak lainnya secara individual dan dalam kelompok kecil.
  7. Motivasi dan bimbingan diberikan biar anak mengenal lingkungannya, membuatkan keterampilan sosial, pengendalian dan disiplin diri.
  8. Kurikulum diorganisasikan secara terpadu untuk membuatkan seluruh aspek perkembangan anak yang meliputi aspek fisik motorik, sosial emosi, kognitif, bahasa, dan seni.
  9. Penilaian terhadap anak dilakukan secara kontinu, melalui observasi.
  10. Mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang telah dilakukan anak dan cara melaksanakan kegiatan tersebut.

No comments:

Post a Comment