Monday 25 March 2019

Jadi Cendekia Definisi Tujuan Dan Jenis Model Pembelajaran Pusat Anak Usia Dini


Model pembelajaran pusat merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan pusat bermain pada ketika pembelajaran. Sentra bermain merupakan area kegiatan yang dirancang di dalam atau di luar kelas, berisi banyak sekali kegiatan bermain dengan bahan-bahan yang dibutuhkan dan disusun menurut kemampuan anak serta sesuai dengan tema yang dikembangkan dan dirancang terlebih dahulu.

Sentra memungkinkan anak untuk melaksanakan manipulasi terhadap membuatkan obyek, terlibat dalam role playing saling bercakap-cakap dengan teman-temannya, bereksplorasi, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial dan secara kognitif serta kegiatan variatif yang menarik lainnya. Sentra menawarkan kesempatan pada anak untuk bermain baik secara individual, kelompok kecil maupun kelompok besar dan bahkan secara klasikal.

Anak diperbolehkan menentukan kegiatan yang menarik baginya dan jadinya akan mengakibatkan anak sebagai pembelajar yang aktif dan interaktif. Kegiatan bermain dilakukan anak dalam kelompok kecil di pusat atau area yang di dalamnya terdapat banyak sekali material bermain. Setiap pusat bermain telah disiapkan oleh guru sesuai dengan jadwal pengembangan yang akan diajarkan kepada anak dengan jadwal yang telah ditentukan. Semua kegiatan bermain diarahkan untuk mencapai sasaran yang diubahsuaikan dengan kemampuan dengan minat anak (child oriented).

Dengan memakai pusat bermain aktif, anak akan terlibat secara aktif baik secara fisik maupun mental alasannya yaitu akan mendapat banyak sekali pengalaman mencar ilmu dengan melihat, mendengar dan mengerjakan secara pribadi atau praktek pribadi (learning by doing). Adapun tujuan dari pada pembelajaran pusat sanggup disimpulkan sebagai berikut:

  1. Meningkatkan pelayanan pengalaman mencar ilmu kepada anak secara lebih mendalam dengan menawarkan kebebasan bereksplorasi dalam setiap sentranya.
  2. Dengan adanya pusat melatih belum dewasa untuk lebih berdikari alasannya yaitu tidak bergantung pada guru kelasnya saja, tetapi akan lebih diarahkan untuk melaksanakan kegiatan dengan guru-guru yang lain terutama yang menjadi guru sentra.
  3. Dengan adanya guru sentra, maka guru pusat akan lebih fokus dalam mengembangkan pusat yang menjadi tanggung jawabnya dengan menuangkan segala pengembangan inspirasi kreatifnya.
  4. Proses pembelajaran dibutuhkan berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan anak bekerja mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke anak.
  5. Dalam konteks itu, anak mengerti apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana pencapaiannya, mereka sadar bahwa apa yang mereka pelajari akan berkhasiat bagi hidupnya nanti.
  6. Anak sanggup memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal untuk hidupnya nanti, dalam hal ini guru pusat bertugas sebagai pengarah dan pembimbing atau inspirator.

Karakteristik Model Pembelajaran Sentra


Model pembelajaran pusat merupakan model pembelajaran yang mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh pembelajaran lainnya. Adapun karakteristiknya sanggup dilihat dari beberapa aspek, sebagai berikut:

  1. Ruangan Kelas; Ruangan kelas sanggup dimodifikasi menjadi kelas-kelas kecil, yang disebut ruangan vak atau sentra-sentra. Setiap ruangan vak atau pusat terdiri atas satu bidang pengembangan. Ada pusat bahasa, pusat daya pikir, pusat daya cipta, pusat agama (imtaq), pusat seni, pusat kemampuan motorik. Dengan memakai kegiatan main yang meliputi tiga jenis main (sensorimotor, kiprah dan pembangunan). Rasio cukup, ukuran kelompok ideal (maksimal 10 anak), ruang cukup luas (5-7 meter persegi per anak).
  2. Guru; Setiap guru harus menyayangi dan menguasai bidang pengembangan masing-masing. Guru harus memberi klarifikasi secara umum kepada belum dewasa yang mengunjungi sentranya sesuai dengan tema yang dipelajari, memberi pengarahan, mengawasi dan memperhatikan belum dewasa ketika memakai alat-alat sesuai dengan materi yang dipelajarinya, selanjutnya menanyakan kesulitan yang dialami oleh muridmurid dalam mengerjakan materi tersebut. Selain itu, guru pusat harus menguasai perkembangan setiap anak dalam mengerjakan banyak sekali kiprah sehingga sanggup mengikuti tempo dan irama perkembangan setiap anak dalam menguasai bahan-bahan pengajaran atau kiprah perkembangannya. Dalam pembelajaran pusat ini, satu guru pusat hanya bertanggung jawab pada 7 hingga 12 anak saja dengan moving class setiap hari dari satu pusat ke pusat lain.
  3. Bermain; Menjadikan kegiatan "bermain" sebagai kegiatan inti, anak mencar ilmu melalui permainan mereka.
  4. Pijakan; Ada pijakan-pijakan yang mengantarkan anak maju atau naik sendiri ke tahap perkembangan berikutnya. Ada "circle times" (saat lingkaran)
  5. Intensitas dan densitas; Intensitas yaitu sejumlah waktu yang dibutuhkan anak untuk pengalaman tiga jenis main sepanjang hari dan sepanjang tahun. Sedangkan densitas yaitu banyak sekali macam cara setiap jenis main yang disediakan untuk mendukung pengalaman anak.
  6. Bahan dan Tugas; Bahan pengajaran setiap pusat terdiri dari materi minimal dan materi tambahan. Bahan minimal yaitu materi pengajaran yang berisi uraian perkembangan kemampuan minimal yang harus dikuasai setiap anak sesuai tingkat usianya. Bahan ini harus dikuasai anak dan merupakan sasaran kemampuan minimal dalam mempelajari setiap pusat tertentu.
  7. Anak dan Tugasnya; Setiap anak akan mendapat kiprah dan klarifikasi secara klasikal. Masing-masing anak sanggup menentukan pusat yang akan diikutinya. Ia bebas menentukan waktu dan alat-alat untuk menuntaskan tugasnya. Setiap anak dilarang mengerjakan kiprah lain sebelum kiprah yang dikerjakannya selesai. Untuk mengembangkan sosiobilitas, anak boleh mengerjakan kiprah tertentu bersama-sama. Dengan cara ini, anak akan mempunyai kesempatan bersosialisasi, bekerja sama, tolong menolong satu dengan lainnya.
  8. Evaluasi Kemajuan Perkembangan Anak; Pencatatan kegiatan mencar ilmu anak dilakukan setiap pertemuan dengan cara mencatat perkembangan kemampuan anak dalam hal motorik kasar, halus, berbahasa, sosial dan aspek-aspek lainnya. Pencatatan kegiatan main anak dilakukan oleh guru (pendidik).

Selain mencatat kemajuan mencar ilmu anak, guru juga sanggup memakai lembaran check list perkembangan anak, dilihat dari hasil kerja anak-anak, alasannya yaitu itu, semua hasil karya anak dijadikan sebagai materi penilaian dan laporan perkembangan mencar ilmu anak kepada orang bau tanah masing-masing.

Macam-macam Sentra dalam Model Pembelajaran Sentra


Pada model pembelajaran pusat ada beberapa macam sentra. Pemilihan pusat yang akan dikembangkan sangat diubahsuaikan dengan banyak sekali multi kecerdasan yang akan dikembangkan antara lain :

a. Sentra Imtaq (Keimanan dan Ketaqwaan)


Pada pusat ini berisi banyak sekali kegiatan untuk menanamkan nilai-nilai agama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sentra ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan beragama pada anak semenjak dini dan membentuk pribadi yang cerdas berperilaku sesuai dengan norma-norma agama. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang sederhana dan menyenangkan bagi anak mengingat bahwa pengenalan dan pemahaman terhadap agama merupakan suatu konsep yang abstrak, perlu diterjemahkan menjadi acara yang nyata bagi anak. Bahan-bahan yang disiapkan yaitu banyak sekali bangunan ibadah berbentuk mini, alat-alat beribadah dan kitab banyak sekali agama, buku-buku cerita, gambar-gambar dan alat permainanlain yang bernuansa agama.

Dalam pusat ini anak melaksanakan kegiatan bermain untuk mengenal agama Islam seperti; rukun Islam (syahadat, shalat, puasa, zakat, haji), rukun iman/akidah (iman kepada Allah, malaikat, nabi dan rasul, kitab Allah, hari akhir), al-Qur’an (mengaji) dan moral (mengucapkan kalimat thayyibah, akhlakul karimah, salam, dan lain-lain)

b. Sentra Bahan Alam


Sentra materi alam mempunyai tujuan untuk menawarkan pengalaman pada anak untuk bereksplorasi dengan banyak sekali materi. Di pusat ini, anak bermain sambil mencar ilmu untuk sanggup memperlihatkan kemampuan menunjukkan, mengenali, membandingkan, menghubungkan dan membedakan. Dengan bereksplorasi dan bereksperimen anak akan mempunyai inspirasi dan kepekaan terhadap pengetahuan dan alam sekitar sehingga tumbuh motivasi dan kepercayaan diri dalam belajar.

c. Sentra Seni


Sentra seni mempunyai fokus menawarkan kesempatan pada anak untuk mengembangkan banyak sekali keterampilannya., terutama keterampilan tangan dengan memakai banyak sekali materi dan alat, seperti: melipat, menggunting, mewarnai, menciptakan prakarya, melukis dan menciptakan prakarya dengan memakai adonan. Di pusat ini, anak bermain sambil mencar ilmu mengasah rasa keindahan, membangun kemandirian, kerja sama, tanggung jawab, bersosialisasi, melatih koordinasi mata, tangan, kaki dan pikiran.

d. Sentra Bermain Peran Sesungguhnya (Macro Play)


Sentra bermain kiprah makro mendukung sepenuhnya pada perkembangan bahasa dan interaksi sosial. Bermain kiprah makro yaitu bermain kiprah yang seperti anak bermain sesuai dengan yang
sesungguhnya.

e. Sentra bermain kiprah (micro play)


Sentra bermain kiprah mikro (micro play) sama dengan bermain kiprah makro, tetapi pada mikro anak memakai miniatur dari kehidupan sosial manusia, contohnya anak memakai rumah Barbie dan boneka untuk bermain.

f. Sentra balok


Sentra balok membantu perkembangan anak dalam keterampilan berkonstruksi. Sentra ini terutama untuk mengembangkan kemampuan visual spasial dan matematika anak usia dini.

g. Sentra Persiapan


Sentra persiapan berfokus untuk menawarkan kesempatan pada anak mengembangkan kemampuan matematika, pra menulis dan pra membaca, dengan kegiatan antara lain: mengurutkan, mengklasifikasikan, dan mengelompokkan banyak sekali acara lainnya yang mendukung
perkembangan kognitif anak.

No comments:

Post a Comment