Friday 4 March 2022

Pasti Dapat Asyiknya Menjadi Ayah Di Zaman Now

Asyiknya menjadi ayah di zaman now – Zaman Now, sebuah istilah yang menjadi terkenal melalui media internet semenjak beberapa tahun terakhir. Zaman now ternyata tidak semata bermakna, masa kini. Istilah yang berangkat dari kids zaman now ini sanggup bermakna, sesuatu di luar kelaziman.

 sebuah istilah yang menjadi terkenal melalui media internet semenjak beberapa tahun terakhir PASTI BISA Asyiknya Menjadi Ayah di Zaman Now
Ilustrasi ayah dan anak zaman now (pexels.com)

Guru zaman now, orangtua zaman now, pun ayah zaman now. Ini menyampaikan suatu perilaku dan tindakan yang kadang kala tidak biasa atau tidak lazim. Dan, ayah zaman now dalam konteks pembahasan ini menyangkut tugas ayah dan ibu dalam rumah tangga.

Peran ayah dan ibu di zaman now  tidak selalu berkonotasi sama dengan dunia terbalik. Peran ayah bertukar dengan tugas ibu di rumah tangga. Akan tetapi tugas ayah dan ibu di zaman now dalam bentuk kolaborasi dalam mengurus keluarga.

Segera turun tangan

Dalam situasi dan kondisi tertentu, ayah sanggup berperan aktif dalam mengurus rumah tangga. Ayah tetap menjadi pemimpin di rumah tangga dan sebagai pemimpin sanggup eksklusif turun tangan, menggantikan tugas ibu mengurus rumah tangga. Mengurus dapur, sumur hingga mengurus anak sekalipun.

Beberapa waktu lalu, ibunya bawah umur mengalami sakit beberapa hari lamanya. Otomatis aku eksklusif menggantikan perannya, mulai dari urusan dapur hingga sumur. Memasak, mencuci piring dan mencuci pakaian. Yang tidak sanggup aku gantikan eksklusif yaitu mengajar. Ibunya bawah umur yaitu seorang guru PNS di madrasah.

Urusan memasak itu sederhana namun dalam kesempatan itu aku hendak menamkan pendidikan aksara kepada anak. Dalam pikiran saya, penanaman pendidikan aksara di lingkungan keluarga di zaman now, tidak akan efektif lagi melalui perintah atau doktrin-doktrin. Justru pola aktual dari orangtua sangat diharapkan semoga meresap ke dalam hati seorang anak.
Dalam urusan memasak, aku menanamkan budaya kerja yang ekonomis. Sebaliknya mengurangi budaya instant yang telah merambah ke lingkungan keluarga. Contohnya, menyiapkan kebutuhan air minum keluarga. Biasanya kebutuhan air minum dipenuhi dengan membeli air minum pada galon isi ulang terdekat.

Kenapa tidak mencoba memasak air minum saja, sementara di sekitar rumah terdapat materi bakar kayu api yang cukup? Memasak air dengan kompor gas justru akan boros?  Oleh alasannya yaitu itu aku memanfaatkan dapur kotor di samping rumah. Saya memasak air minum dengan memakai materi bakar kayu api.

Urusan mencuci pakaian, memang harus memakai mesin cuci. Justru mencuci secara manual akan menguras tenaga dan perlu waktu banyak. Nah, dalam menjemur pakaian perlu menerapkan prinsip fisika. Kenapa? Pakaian tidak pudar warnanya atau tidak cepat lapuk.

Menjemur pakaian menerapkan prinsip fisika penguapan pada zat cair. Zat cair akan cepat menguap jikalau dianginkan. Artinya, kain cucian akan cepat kering jikalau dijemur di daerah yang cukup menerima angin.

Dijemur di bawah terik matahari juga lebih cepat kering? Iya memang. Tapi cara ini akan menciptakan pakaian cepat lapuk dan pudar warnanya. Kalau pun terpaksa lantaran daerah menjemur kain tidak teduh, maka pakaian yang akan dijemur harus dibalik. Bagian yang menerima sinar matahari eksklusif yaitu bab dalam pakaian.

Piring kotor jangan dibiarkan menumpuk di dapur. Ini sangat gampang mengatakannya kepada anak.  Oleh alasannya yaitu itu aku menerapkan selalu mencuci setiap piring atau alat dapur yang kotor.

Mengurus anak

Sejak bawah umur masih kecil-kecil, aku berusaha ikut mengurus anak lebih banyak supaya anak lebih erat dengan saya. Sebagai ayah, aku besar hati mengajak bawah umur keliling kampung, memakai sepeda motor. saat sore hari..

Kalau ada panggilan rapat dari pihak sekolah anak, aku selalu mengajukan diri untuk menghadirinya kapan pun. Sampai kini pun aku selalu mengantar atau menjemput anak ke daerah kostnya di kota.

Apakah aku tidak punya kerjaan lain? Punya. Saya yaitu seorang guru PNS (sekarang ASN). Sebagai seorang guru, aku lebih menentukan menjadi guru biasa dan non-sertifikasi. Dengan begitu, aku mengajar di sekolah hanya beberapa jam saja.

Sebaliknya, aku lebih banyak waktu untuk mengurus kepentingan anak sendiri. Di samping itu aku punya waktu banyak untuk menyalurkan hobi menulis dan acara blogging.

Sekarang, bawah umur aku sudah besar. Satu orang sudah memperoleh gelar sarjana, dua orang masih menduduki kursi perkuliahan, satu orang menduduki kursi Sekolah Menengan Atas dan si bungsu masuk Sekolah Menengah Pertama tahun ini.  
Ternyata sangat mengasyikkan menjadi seorang ayah di zaman now. Banyak yang sanggup diperbuat oleh seorang ayah untuk mendidik dan membesarkan bawah umur di zaman now. Menerapkan pendidikan aksara dan ilmu pengetahuan mudah di tengah kehidupan sehari-hari dalam lingkungan keluarga. Allahuallam bissowaab!

No comments:

Post a Comment