Saturday 11 April 2020

Lebih Berilmu Kemendikbud Ri Berkomitmen Menciptakan Tata Kelola Yang Dapat Berkelas Dunia Dan Menjadi Teladan Bagi Kementerian Dan Forum Lain

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan berkomitmen untuk membuat tata kelola di lingkungan Kemendikbud lebih baik dan berintegritas. Tak tanggung-tanggung, ia berharap semoga tata kelola di Kemendikbud bisa berkelas dunia dan menjadi teladan bagi kementerian dan forum lainnya.

Untuk mencapai tata kelola berkelas dunia, Mendikbud memberikan kerangka strategis yang mencakup tiga aspek utama. Tujuannya, untuk membentuk manusia dan ekosistem pendidikan dan kebudayaan berkarakter dengan dilandasi semangat gotong royong. Salah satu dari ketiga aspek itu yaitu perbaikan tata kelola untuk pengembangan efektivitas birokrasi.

“Kita melihat pendidikan memerlukan partisipasi publik yang sangat luas. Ada 208 ribu unit sekolah, anggaran sebesar Rp. 53 triliun dengan 16.350 pegawai, dan pihak peserta layanan mencakup guru, murid, orang tua, LSM, pemerhati, dan lain-lain,” kata Mendikbud pada temu awal penilaian kinerja Kemendikbud dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) di Kantor Kemendikbud, Rabu (26/08/2015).

Mendikbud menyampaikan, ketika ini hasil penilaian berdikari pelaksanaan reformasi birokrasi (PMPRB) di Kemendikbud yaitu baik. Nilai dari panel bersama asesor Inspektorat Jenderal dan Unit utama yaitu 81,53. Mendikbud yakin nilai tersebut akan terus naik sesuai dengan kinerja yang juga semakin baik di kementerian yang ia pimpin.

Di hadapan Menteri PAN RB dan seluruh pejabat eselon I dan II Kemendikbud dan KemenPANRB, Mendikbud memberikan bermacam-macam terobosan dari reformasi birokrasi yang dilakukan di Kemendikbud. Terobosan yang diunggulkan salah satunya yaitu Unit Layanan Terpadu (ULT) yang memfasilitasi lebih dari 50 layanan yang ada di Kemendikbud dalam satu tempat. Tujuan layanan ini, kata dia, untuk membantu masyarakat menuntaskan banyak sekali duduk perkara yang terkait pendidikan dan kebudayaan tanpa harus kebingungan.

Terobosan lain yaitu rintisan ujian nasional berbasis komputer atau yang dikenal dengan UN CBT. UN dengan model ini terbukti bisa menjaga integritas peserta dalam melakukan ujian alasannya yaitu setiap peserta mengerjakan soal berbeda yang berasal dari bank soal di sistem tersebut.

Mendikbud juga menyebutkan perampingan struktur organisasi di Kemendikbud sebagai terobosan. Dari 10 unit utama dirampingkan menjadi delapan unit dengan seleksi pimpinan madya dan pratama secara terbuka.

Beberapa terobosan lain yang disebutkan oleh Mendikbud yaitu adanya unit pengendali gratifikasi, analisis jabatan, guru garis depan, perbaikan kurikulum, penataan sekolah keluarga TKI, dan jadwal penumbuhan kebijaksanaan pekerti.

Dengan adanya banyak sekali terobosan yang dirintis oleh Kemendikbud, MenPANRB Yuddi Chrisnandi yakin bahwa Kemendikbud dapat menjadi center of excellence kementerian dan forum lain. Ia mengapresiasi apa yang sudah dilakukan oleh Kemendikbud dan berharap semoga apa yang sudah dilakukan ini dapat tetap pada jalurnya.

“Saya optimis apa yang dilakukan (Kemendikbud) ini bukan semata-mata semoga pinjaman kinerja dapat naik. Tapi ini yaitu salah satu konsekuensi dari adanya birokrasi yang terang dan klir serta tata kelola yang baik. Dengan adanya harapan besar lengan berkuasa untuk mematuhi aturan, maka tata kelola akan on track,” kata Yuddi. (Aline Rogeleonick)


Kosa kata redaksi :

1.   Center of excellence  : Pusat Layanan Unggulan / Pusat Unggulan.
2.   On track = Berada pada jalurnya.

No comments:

Post a Comment