Monday 8 March 2021

Lebih Pintar Ujian Nasional Diputuskan Hanya Untuk Pemetaan, Kepastian Nama Gres Unas 2015 Diumumkan Bulan Depan

Sahabat Edukasi yang sedang berbahagia...

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kemarin (29/12) memanggil jajaran dinas pendidikan provinsi. Dalam pertemuan tertutup dibahas denah penyiapan logistik ujian nasional (unas) 2015. Sedangkan soal kepastian nama gres Unas 2015 diumumkan bulan depan.

Setelah memberi arahan, Mendikbud Anies Baswedan mengatakan, hingga dikala ini nama resminya masih Unas 2015. "Kita belum bicara nama baru. Termasuk yang sudah ramai diberitakan (evaluasi nasional/enas, red)," ujar Anies di kantor Kemendikbud kemarin.

Meskipun begitu Anies memastikan Unas 2015 bakal mengalami modifikasi. Baik dari teknis pelaksanaan hingga konsep penyelenggaraannya. "Jangan menyimpulkan dulu Unas 2015 sama dengan Unas 2014. Kita pastikan Unas 2015 fungsinya sebagai pemetaan," katanya.

Pemetaan yang dimaksud itu mencakup kemampuan siswa, orangtua siswa, sekolah, pemerintah kabupaten/kota, hingga pemerintah provinsi. "Beda lainnya menyerupai apa" Kita selesaikan urusan logstik dulu," tutur Anies.

Urusan logistik ini terkait dengan jumlah penerima Unas 2015. Dia menyampaikan data siswa penerima Unas 2015 yang dikumpulkan dalam data base Dapodik (data pokok pendidikan) kondisinya bermasalah. Sehingga untuk memastikan jumlah penerima definitif Unas 2015, harus diverifikasi ulang oleh pemerintah kabupaten/kota.

Data jumlah penerima unas itu cukup penting. Diantaranya yaitu untuk penentuan kuota naskah ujian yang dicetak. Hingga kemarin Anies belum bisa menuturkan volume dan anggaran proyek naskah Unas 2015. Rapat antara Kemendikbud dengan jajaran pemerintah provinsi itu rencananya berlangsung hingga hari ini.

Sementara itu Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistyo menuturkan, konsep pelaksanaan unas harud dibenahi. Jika tidak, besar potensinya para guru akan terjebak dan bertindak menyimpang.

Seperti mencari bocoran soal ujian dan membantu siswa biar lulus unas. "Guru nekat menyerupai itu alasannya yaitu tuntutan dari masyarakat dan kepala sekolah," tutur Sulistyo.

Dia menjelaskan tingkat kelulusan yang maksimal, akan menjadikan gambaran kasatmata sekolah oleh masyarakat. Sedangkan kepala sekolah, menerima tekanan dari dinas pendidikan hingga bupati/wali kota, untuk meningkatkan angka kelulusan di sekolah masing-masing.

"Jika untuk mengejar angka kelulusan tinggi dengan cara benar, tidak masalah. Yang jadi kasus kalau cara yang digunakan itu salah," urai dia. Sulistyo setuju kalau fungsi unas dikembalikan lagi ke pemetaan, bukan sebagai penentu kelulusan siswa. (wan/kim)

Sumber artikel : Diputuskan, Unas Hanya Untuk Pemetaan - www.jpnn.com

No comments:

Post a Comment